Kota Kediri memiliki objek wisata religi yang unik, yakni makam para wali di Kelurahan Setono Gedong. Situs wisata religi yang sakral ini berada di belakang Masjid Auliya, di Jalan Dhoho Kota Kediri.
Tempat ini memiliki pesona yang sangat menarik untuk dikunjungi. Maka dari itu sangat disayangkan bila anda sedang berada di Kediri namun tak menyempatkan mampir berkunjung ke Masjid Setono Gedong.
Sebelum objek wisata ini dibangun, terdapat Gapura Paduraksa yang dindingnya tebal dan konon merupakan gapura sebuah candi. Sesuai informasi yang berkembang, sejumlah pihak telah berusaha untuk mempertahankan keaslian dari gapura tersebut namun sayangnya tidak berhasil. Tetapi masih beruntung gapura tersebut tidak jadi dihancurkan, namun hanya dilapisi semen yang menutupi seluruh bagian gapura sehingga bentuknya pun telah berubah.
Kompleks makam para wali di area Masjid Setono Gedong merupakan salah satu destinasi wisata religi di Kota Kediri yang menyedot banyak pengunjung, utamanya setiap Ramadhan. Di lokasi wisata religi ini terdapat makam Syekh Syamsudin Al Wasil atau yang lebih dikenal dengan sebutan Mbah Wasil yang bergelar Pangeran Mekah. Mbah Wasil yang konon berasal dari Negeri Hadramaut, Yaman, dipercaya sebagai penyebar Islam di Kediri pada tahun 1.200 Masehi. Jauh sebelum masa Wali Songo.
Biasanya, awal bulan Ramadhan dan menjelang Idul Fitri, jumlah pengunjung meningkat tajam. Apalagi bagi para peziarah berkunjung ke makam Syekh Wasil merupakan salah satu rangkaian kunjungan ke makam para wali. Menjelang Idul Fitri atau malam ganjil yakni tanggal 25, 27, 29, Ramadhan pengunjung yang datang bisa mencapai 30 ribu orang. Selain warga lokal kediri yang datang juga banyak dari luar daerah.
Maka tak heran jika kawasan Makam Setono Gedong menjadi salah satu wisata religi andalan pemerintah daerah setempat. Selain itu, Setono Gedong juga telah ditetapkan sebagai lokasi cagar budaya oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan Mojokerto.
Setono Gedong juga merupakan tempat sesembahan bagi kaum kepercayaan tertentu sebelum Pangeran Mekah menyebarkan Islam di Kediri.
Ini dibuktikan dengan keberadaan situs-situs berupa arca yang terdapat di sekitar Setono Gedong. Namun setelah Islam berkembang, kawasan tersebut menjadi tempat penyebaran Islam. Yakni dengan dibangunnya Masjid Setono Gedong dan adanya makam tokoh penyebar Islam Syekh Syamsudin Al Wasil atau biasa disebut Mbah Wasil.
Selain makam Mbah Wasil, di kawasan Setono Gedong juga terdapat makam tokoh Islam lainya. Seperti makam Wali Akba, Pangeran Sumende, Sunan Bagus, Sunan Bakul Kabul, Sunan Kembang Sosronegoro, Mbah Fatimah dan Amangkurat.
Salah satu pengunjung asal Blitar Rahmad (35) mengaku sering datang di Masjid Setono Gedong. Ia merasa tenang dan damai ketika berada di area makam maupun masjid.
“Saya sering berkunjung ke sini, ya ke masjid, ke makam untuk ziarah dan sekedar berdoa. Rasanya tenang, damai dan adem di sini,” ucap Rahmad.
Sebutan Setono Gedong terdiri dari kata Setono yang berarti makam dan Gedong sebagai sesuatu yang besar. Jika digabungkan menjadi kalimat makam besar (tokoh).