Selama empat bulan Kampung Inggris di Pare, Kabupaten Kediri terpaksa harus menghentikan semua aktivitas pembelajaran. Penyebab utamanya ialah adanya satu warga dari Jl Flamboyan, Desa Tulungrejo, Kecamatan Pare terkonfirmasi positif COVID-19. Namun, setelah empat bulan berjalan belum ada solusi untuk ratusan lembaga kursus bahasa di Pare. Lembaga riset Statistika Indonesia menyebut jika perlu adanya solusi langsung tentang keberlanjutan pembelajaran kursus di Kampung Inggris.
“Ini minim sekali perhatian dari pemda setempat. Setelah dilockdown, ya dilockdown saja. Setelah itu Kampung Inggris Pare ditinggalkan begitu saja. Tidak ada dialog, arahan dan sebagainya. Mereka harus menyelesaikan masalahnya sendiri padahal Kampung Inggris Pare selama ini telah menjadi ikon Kediri. Kampung Inggris Pare seperti anak ayam kehilangan induk. Setelah dilockdown pergi entah kemana,” ungkap Nu’man Iskandar, Direktur Statistika Indonesia dari Kampung Inggris Pare.
Menurutnya, penutupan Kampung Inggris Pare ini berdampak luas pada berbagai sektor penyangga lainnya, khususnya sektor ekonomi yang sangat terpukul. Kampung Inggris Pare, katanya, langsung berubah menjadi kota mati. Nu’man menjelaskan lebih dari 15.000 jiwa yang selama ini menggantungkan hidupnya dari aktifitas Kampung Inggris Pare sehingga sekarang harus memutar otak dan menyelesaikan masalah mereka sendiri.
Ia menambahkan jika Forum Kampung Bahasa (FKB) telah melakukan berbagai upaya agar Kampung Inggris Pare ini segera dibuka. Meski telah dilakukan berbagai pertemuan dan hearing, hingga saat ini belum ada kejelasan kapan Kampung Inggris Pare ini dibuka kembali.
Tak hanya itu, FKB dan tokoh-tokoh di Kampung Inggris Pare sudah menyiapkan konsep dan pelaksanaan mitigasi penanganan COVID-19 sesuai protokoler kesehatan gugus tugas dan siap berkomitmen untuk melaksanakan dengan penuh tanggung jawab bersama elemen masyarakat.
Melihat itu, Nu’man mendorong agar Kampung Inggris Pare segera dibuka kembali dengan tetap melaksanakan protokol pecegahan dan penyebaran COVID-19. “Saya kira, dengan persiapan yang sudah sangat matang itu, tangal 1 Agustus 2020 Kampung Ingris Pare sudah siap dibuka,” imbuh Nu’man.
Bahkan, pria asal Pare ini pun menegaskan jika solusi Kampung Inggris membutuhkan solusi konkrit. “Tidak hanya hearing dan pertemuan-pertemuan,” tambahnya. Ia menilai sudah lebih dari cukup dan tidak perlu diulang-ulang karena hanya akan mengulang pembahasan yang sama.
Direktur Nowadays English Imam Syafi’i rmenjelaskan jika rata-rata pemilik lembaga kursus siap menerapkan protokol kesehatan. Mulai dari akomodasi termasuk karantina, gugus tugas, physical distancing selama kegiatan belajar nanti, khususnya pada rayon III Kampung Inggris. “Banyaknya masyarakat yang sudah mengeluh dan mengadu kepada pemilik kursus bahwa mereka tidak memiliki penghasilan selama empat bulan saat kegiatan belajar divakumkan,” terang Imam. Tak hanya itu, Imam tidak mepermasalahkan menggunakan pembelajaran daring, namun karena ada aduan masyarakat tersebut para pemilik lembaga berharap segera dibuka Agustus mendatang. “Perputaran ekonomi di Kampung Inggris saling bekerjasama,” imbuh pria asli Bangkalan.
Selain itu, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Kediri Sujud Winarko belum bisa memberikan kepastian kapan akan dibuka. Sujud menerangkan pihaknya masih melakukan rapat bersama Bakesbangpol untuk membahas Kampung Inggris. Untuk pembentukan gugus tugas, lanjutnya, diserahkan kepada kecamatan dan pemerintah desa. “Belum ada keputusan final untuk Agustus dibuka, kami masih mengadakan rapat untuk mencari solusinya,” pungkasnya.